Heboh Kuburan Menangis Di Perumpung

Heboh Kuburan Menangis Di Perumpung

Kabar kuburan menangis yang terjadi di arel Pemakaman Umum (TPU) Prumpung, Jakarta Timur membuat geger warga masyarakat sekitar. Isu adanya suara tangisan dari makam almarhum Desi Tri membuat ratusan warga ramai mengunjungi makam menangis itu. Kabar adanya kuburan menangis ini juga membuat sibuk petugas kelurahan dan satpol PP serta aparat kepolisian.

Bambang, Wakil lurah Cipinang Besar Utara, sampai harus berteriak membubarkan warga.

“Tidak akan ada pembongkaran makam, ibu-ibu bapak-bapak silahkan bubar,” teriak Bambang melalui pengeras suara. Namun imbauan itu tak ditanggapi sebagian besar warga yang tetap penasaran ingin melihat pembongkaran makam. Satpol PP dan petugas kepolisian pun terpaksa disiagakan untuk mengantisipasi hal tak diinginkan.

Apa yang menjadi penyebab fenomena kuburan menangis menjadi heboh ditengah-tengah masyarakat? Pengamat sosial, Hermawan Sulistyo menilai, mudahnya masyarakat percaya dengan hal yang berbau mistis lebih disebabkan beberapa faktor. Pertama tingkat kehidupan yang semakin sulit sehingga banyak pengangguran. Kedua sebagai bentuk pelarian masyarakat yang sumpek menghadapi kehidupan.

“Makin sulit kondisi masyarakat makin banyak fenomena seperti ini. Itu namanya escapism, bukan hiburan tapi pelarian dari kesumpekan hidup,” jelas Hermawan saat berbincang dengan detikcom, Selasa malam (22/2/2011).

Ketika kondisi itu sudah dirasakan sebagian besar masyarakat, tingkat rasionalitas mereka menjadi berkurang. Masyarakat akan cenderung mudah percaya dengan hal-hal yang secara nalar sulit diterima oleh akal sehat. “Masyarakat percaya dengan jenglot, UFO yang katanya turun, sekarang kuburan nangis,” imbuhnya.

Keluarga almarhum Desi Tri, yang makamnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Prumpung, Jatinegara, Jakarta timur, dikabarkan akan dibongkar karena isu tangisan dari dalam makam, sempat direpotkan karena isu tersebut. Menurut Bony, warga Rt 03 Rw 04 Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, yang merupakan tetangga dekat almarhum, keluarga almarhum bahkan merasa malu akibat hal itu.

“Warga juga kalau lewat depan rumah almarhum selalu nengok dalam rumah, penasaran sama kabar Desi yang hidup lagi,” katanya.

Bony menduga, bahwa isu tersebut memang sengaja dihebuskan oleh seseorang yang tidak senang terhadap keluarga almarhum. Pasalnya isu menghebohkan atas keluarga Desi kali ini bukanlah yang pertama kali.

“Dulu pernah ketahuan siapa yang nyebar isu, dia (penyebar isu) sampai sujud-sujud segala di depan bapaknya almarhum untuk minta maaf,” katanya.

Tokoh agama di Cipinang Besar Utara, ustad Junaedi Sutaryo menyayangkan bahwa warga dapat dengan mudah termakan isu. Menurutnya tidaklah mungkin seseorang yang sudah meninggal dapat dihidupkan kembali. “Kecuali atas seizin Allah,” jelasnya. Menurutnya fenomena tangisan dari makan Desi, dapat membuat warga menjadi musyrik. Belum lagi ratusan warga yang mendatangi makam dapat berpotensi mengganggu ketertiban makam.

Seiring dengan ratusan warga menggeruduk makam Desi Tri di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Prumpung, Jakarta Timur sejak pagi ini, Selasa (22/02/11), keluarga Desi pun ikut berkumpul di kediaman mereka di Rt 03/04, Cipinang Besar Utara, Jakarta Timur.

Saat Tribun menyambangi kediaman ahli waris makam Desi, di Rt 03 Rw 04 no 13, Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, rumah petak dua lantai itu masih dipenuhi keluarga dan kerabat Desi, yang masih tidak percaya bahwa seseorang telah menghembuskan isu bahwa dari makam Desi telah terdengar tangisan, dan makam akan dibongkar untuk menyelematkan Desi, sehingga ratusan warga memadati makam almarhum.

Ibunda Desi, Santi (42), mengaku malu akan isu yang menyudutkan keluarganya itu. Pasalnya ia sebagai ibu kandung Desi telah merelakan kepergian almarhum yang dikarenakan sebuah penyakit itu, namun ada orang yang tega untuk memfitnah Desi yang sudah tenang di alam lain.

“Tega sekali orang yang bikin isu itu, kami di sini sudah ikhlas terhadap kepergian Desi,” katanya sembari terisak.

Sejak pagi ini, banyak orang asing yang kebetulan melewati depan rumahnya, sembari melongok ke dalam rumah Desi. Sani juga mempercayai bahwa isu mengenai makam anak ketiganya itu sudah menyebar ke seluruh kecamatan Jatinegara. Kakak tertua Desi, Bono (23), mengaku geram terhadap sang penyebar isu. Ia percaya bahwa isu seperti ini memang sengaja dihembuskan oleh orang-orang yang tidak senang terhadap keluarganya.

Ia menjelaskan bahwa dahulu sempat isu serupa melanda keluarganya, namun sang penyebar isu berhasil diketahui oleh sang ayah, dan meminta maaf hingga bersujud di depan ayahnya. Bono mempercayai bahwa isu kali ini juga disebar oleh orang yang sama.

“Saya sih enggak mau tahu, kalau warga ngumpul di makam sampai hujan, gledek atau banjir sekalipun, biar saja,” katanya geram. Bono percaya bahwa adiknya kini telah damai di alam lain. Proses kematiannyapun ia nilai wajar, dan keluarga merasa kehilangan. Untuk itu menurutnya konyol jika ada yang mempercayai bahwa makam Desi akan dibongkar.

Tentang ajiholick
AVERAGE JOE

Tinggalkan komentar